I’m back

Blog yang sudah hereby ini ternyata masih ada yang membaca.. Benar kiranya sejumput tulisan akan membuatmu abadi, dan seberapa lama keabadian itu bergantung seberapa bermanfaat tulisanmu untuk orang lain. Hal itu membuatku jadi mengingat sebuah janji yang aku ucapkan dalam hati di atas ketinggian 33.000 kaki dalam perjalanan menuju Jakarta dari Delhi, yaitu membuat diri ini terus bermanfaat seluas mungkin

Jadi, sebagai penuntasan janji ini, setiap bulanan setidaknya akan aku usahakan selesai 1 tulisan. Harapannya semoga isinya bermanfaat dan bisa jadi pandang Ibadan dan memberatkan timbangan amal baik. Aamiin.

Kekuatan Deklarasi

image

Bulan Januari biasanya digunakan oleh banyak orang untuk membuat resolusi. Resolusi tahun baru yang biasa dilakukan di awal tahun dan sudah semacam ritual. Tetapi sayangnya seringkali resolusi yang merupakan salah satu bentuk deklarasi tidak memiliki kekuatan sampai akhir tahun dan mengarahkan hidup menuju hasil yang diinginkan Jadi kali ini aku tidak akan mengulas tentang bagaimana membuat deklarasi atau resolusi yang baik, karena itu sudah berserak di internet. Kali ini aku akan mengajak belajar tentang kekuatan deklarasi.
Deklarasi pada intinya adalah menyatakan sesuatu (baik itu prinsip, keyakinan, rahasia, perasaan, dll) secara terbuka kepada pihak lain. Salah satu teori dalam psikologi yang menjelaskan tentang kekuatan deklarasi adalah self prophecy theory. yaitu bagaimana apa yg dialami atau didapat oleh orang biasanya akan sesuai dengan apa yg diucapkan atau percakapan internalnya. Karena itu deklarasi itu harus diucapkan untuk mendapatkan kekuatannya. Sebagai makhluk sosial  kita biasanya terikat dengan perjanjian sosial yg terucap dan karena datangnya dari diri sendiri maka kekuatannya akan berlipat.
Berbeda dengan mindsetting, deklarasi itu harus terucap.

Deklarasi yg berkekuatan adalah yang berasal dari pemahaman saya adalah sumber segalanya, fokus ke hasil dan saat ini serta berupa goal yg bisa dimenangkan dan challenging. Nah jika setiap hari hal itu selalu dilakukan’ maka apakah suatu kebetulan jika kebiasaan itu akan mendekatkan kita ke impianmu dan menciptakan hidup yang layak dijalani. Dan saat hal itu sudah menjadi kebiasaan maka selamat Anda sudah ada di track yg benar

Make time

Lucu sekali saat ingat bahwa kemarin akan menulis tentang kekuatan deklarasi aku merasa sebaiknya menuliskan hal yang lebih praktis dulu, yaitu tentang bagaimana menggunakan waktu. Sepertinya bukan hal yang aneh saat orang bilang dia tidak ada waktu, terlalu sibuk atau alasan-alasan lain yang berkaitan dengan waktu untuk melakukan hal-hal yg dia inginkan. Menariknya tak jarang orang-orang itu malah membuang waktu dengan menonton TV atau membaca koran yg jelas2 lebih mudah tapi tidak membawanya lebih dekat dengan apa yg dia inginkan.

Jika dikaji lebih dalam ternyata waktu bukam isu utama, yg lebih penting adalah seberapa penting apa yg dia inginkan untuk dia raih. Karena biasanya waktu itu hanya sekedar ikusi untuk menutupi alasan kita yang dalam kenapa kia tidak mengerjakan hal yang dia inginkan tersebut. Jadi pertanyaan satu juta dollarnya adalah seberapa kuat kalian mneginginkan hal itu? Karena niat itu yg akan menentukan apakah kita akan meluangkan waktu itu atau tidak. Itulah aku menulis emblem tersebut sebagai pengingat bahwa aku seringkali juga tidak cukup kuat untuk mengejar apa yang aku inginkan dan kemudian dengan mudah menyalahkan keadaan dan bilang aku tak punya waktu.

I am the master…

thanks to nabeeladeni.com and poemhunter.com

 

Out of the night that covers me,
Black as the Pit from pole to pole,
I thank whatever gods may be
For my unconquerable soul.

In the fell clutch of circumstance
I have not winced nor cried aloud.
Under the bludgeonings of chance
My head is bloody, but unbowed.

Beyond this place of wrath and tears
Looms but the Horror of the shade,
And yet the menace of the years
Finds, and shall find, me unafraid.

It matters not how strait the gate,
How charged with punishments the scroll.
I am the master of my fate
I am the captain of my soul.

                                    –  William Ernest Henley  –

MSM itu apa sih?

Peringatan : Semua yang tertulis ini adalah opini pribadi penulis berdasarkan apa yang dirasakan dan dialami pada saat itu.

JIka banyak teman-temanku yang kaget saat aku mengambil kuliah lagi, begitupun aku mungkin jika ditanya 5 tahun sebelum sekarang. Dengan IPK yang sekedar cukup untuk lulus, walaupun berlabel gajah, rasanya keinginan untuk meneruskan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi dengan biaya dari pihak lain adalah impian yang nampaknya agak muskil diwujudkan.

Tetapi ternyata Tuhan punya rencana lain dengan semua perjalanan hidup yang aku jalani. Perjalananku dengan Transformer Team ke segala penjuru nusantara, pertemuanku dengan tim manajemen, coach bisnis, pengusaha, dan terutama dengan beberapa ‘matahari’ ternyata adalah sebuah persiapanku untuk mempertanyakan satu pertanyaan yang paling penting yang mengarahkanku untuk memilih MSM sebagai studi lanjutku. Pertanyaan itu adalah kenapa banyak sekali tools dan teori manajemen yang canggih dan hebat hasil keluaran budaya asing saat diterapkan di perusahaan Indonesia kok hasilnya lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. Dan akhirnya aku menemukan bahwa ternyata manajemen itu selalu cultural bounded, artinya pemahaman tentang ilmu itu sekaligus penerapannya akan selalu terkait dengan konteks budaya tempat ilmu itu dilahirkan. Seperti halnya bahasa dan politik.

Beruntung di MSM pendekatan yang diambil adalah manajemen sebagai bagian ilmu sains, jadinya ketika kita bicara tentang manajemen maka kita akan berbicara tentang perilaku manusia. Dan hal itulah yang membimbingku untuk menemukan pertanyaan besarku ttg kenapa orang indonesia sepertinya agak keteteram klo udah ngomong manajemen. Yernyata hal itu disebabkan bahwa budaya nasional itu belum terbentuk, sedangkan manajemen itu akan selalu terikat adat yang melahirkannya. Contohnya Kaizen akan selalu cocok dengan orang Jepang, karena semangat bushido mereka mengilhami kesempurnaan setiap proses yg sangat sesuai semangatnya dengam kaizen.

Yang kedua dalam manajemen sistem nilai selalu akan mengikat praktek manajemen itu sendiri sedangkan nilai dalam budaya di Indonesia sangat beragam dan tak bisa diterapkan “one size fits all”. Jadi jika ingin mengejar ketertinggalan, maka pendidikan di Indonesia perlu mengajarkan pendidikan cinta tanah air itu mrngarah pada nilai yg nantinya akan disepakati bersama dan dapat dijadikan konsensus dari semua busaya yg hidup di Indonesia.

Jalan menuju kesana masih panjang tetapi jika tidak diajarkan dari sekarang maka bangsa ini lama kelamaan akan menjadi sekedar buih dan dialunkan gelombang dan ombak. Satu hal kecil yg bisa dilakukan dari diri sendiri adalah setidaknya menjadi kerikil, walaupun kecil dia memilih berarti dan akan menimbulkan riak saat dilempar ke air. Artinya ada, berarti dan membuat perbedaan.

Buya HAMKA

 

Buya HAMKA – Akmal Sjafri

 

Buya adalah sebutan kehormatan untuk seorang guru di Ranah Minang. HAMKA adalah nama pena dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Beliau adalah salah satu ulama besar yang pernah dimiliki oleh Bangsa Indonesia dengan berderet prestasi dan sebutan perannya. Beliau adalah ayah, ulama, guru, politisi, filsuf sekaligus seorang sastrawan. Tidak banyak orang multitalenta seperti beliau pada masa sekarang, tetapi jika mau ditelisik satu persatu Bapak Bangsa kita, maka karakter seperti itulah yang rata-rata merupakan para pendiri bangsa. Seseorang yang multitalenta, cinta bangsa dan negaranya, berintegritas, sekaligus para otodidaktus hebat.

Kisah hidupnya mungkin sudah banyak berserak di internet. Dua buku tentang beliau yang berjudul Ayah (Irfan Hamka) dan Buya HAMKA (Akmal Sjafri) adalah media pengenalanku tentang beliau dan prinsip-prinsip hidup yang beliau anut. Satu hal yang membekas padaku adalah betapa istiqomahnya beliau dalam keislaman merupakan warisan paling berharga beliau untuk bangsa ini, termasuk membedakan aliran Islam yang benar dan pluralisme agama yang selama ini didengung-dengungkan tetapi akan mengarahkan pada kekacauan kehidupan masyarakat. Tafsir Al Azhar sebagai karya terbesar beliau menunjukkan betapa dalamnya pemahaman beliau tentang Islam dan betapa jauh jarakku sebagai saat ini dengan muslim yang baik. Semoga semangat untuk belajar Islam dengan benar ini terus akan menggelora bukan sekedar semangat sesaat. Insyaallah.

Bicara cinta

12 September 2013
11 September 2013 pukul 22.42 WIB orang yang mengajarkan tentang menggunakan hati telah pulang ke Rahmatullah. Dalam diam sakitnya dia meninggalkan kami yang mencintainya dalam kenangan yang terindah. Kenangan yang hanya bisa terukir dalam karena digoreskan dengan tindakan dan ucapan sepenuh hati.

Kelucuan, keisengan, inspirasi, bahkan sok tahunya mengajarkan aku untuk meyakini bahwa selalu ada pilihan dalam kondisi kita untuk menjadi pemenang dan merasakan hati orang yang ada didepanku. Karenanya aku percaya bahwa hatiku tidak mati, dia yang meyakinkanku bahwa aku dicintai apapun yang terjadi denganku, dan hidup ini terlalu indah untuk dilewatkan sendiri dalam gerutu dan caci maki. Maka selamat jalan ibu periku, nantikan aku disana, akan aku ceritakan perjalanan hidupku yang telah kau terangi dengan inspirasimu.

20 Oktober 2013
Wahai ibu periku, bahkan dalam kepergianmupun masih saja kau ajari aku untuk jadi manusia yang lebih baik. Lewat ajaran-ajaran yg terserak di hati orang-orang pernah kau sentuh. Kepergianmu mengajariku akhir perjalanan hidup macam apa yang akan aku pilih, akhir perjalanan yang hanya bisa diraih dengan menebar cinta dan menjaga ketulusan dalam setiap langkahnya.  Akhir dari perjalanan saling berbagi semangat, cinta, ketulusan. Perjalanan untuk selalu memilih menjadi pemenang dari setiap pilihan, mendengarkan dan percaya pada kata hati, berani mengikuti dan mengatakan hanya yang benar. Perjalananyang pada akhirnya akan membawa diri untuk selalu keluar dari zona nyaman karena manusia hanya bertumbuh yang dituntut dari Sang Khalik.
Maka dalam 40 hari setelah kepergianmu izinkan aku sekali lagi bicara padamu dalam cinta, dan akan kubisikkan pelan dalam doaku semoga Rahman dan Rahim Allah SWT selalu menerangimu dalam kubur sana dan terus membimbing anakmu ini dalam perjalanan memaknai kemanusiaannya. Selamat jalan Ibu Linda Rosalinda binti Saptadji Hadiprawira.

Yang selalu akan mengingatmu,
Andik

Innalillahi

” Innalillahi wa innaillaihi rojiun”

Kata dalam judul post ini adalah kata pertama yang muncul dikepalaku saat aku menyadari bahwa ada yang mengambil kedua hape dan dompetku. Kata tersebut merangkum semua pembelajaran yang aku dapatkan dari kejadian ini. Kehilangan harta yang begitu penting buatku saat itu untuk kedua kalinya.

Pada saat aku kehilangan tas beserta isinya dan hapeku setahun yang lalu, aku belajar tentang keikhlasan untuk merelakan apa yang disayangi diambil dan belajar untuk tidak membuang waktu dari amanah yang harus ditunaikan. Kehilangan kali ini aku belajar betul bahwa harta itu hanyalah titipan, kapan saja yang menganugerahkan harta tersebut ingin mengambilnya, dengan mudah Ia akan mengijinkan hal itu terjadi. Kejadian ini ibarat jawaban dari segala kecemasanku akhir-akhir ini tentang rejeki, yang bahkan sampai pada tahap aku pikirkan di sela2 dalam sholat.

Kejadian kehilangan ini ibarat Tuhan sedang bertanya padaku tentang keyakinanku sendiri bahwa rejeki, jodoh dan mati itu sudah ada yang mengatur. Chapter jodoh insyaallah sudah aku pelajari, kali ini Allah sepertinya sedang belajar tentang chapter rejeki, karena itu sebelum aku diajarkan tentang chapter mati, maka aku ingin menulis ini sebagai pengingatku sendiri tentang apa yang aku pelajari dari masing2 chapter ini.

Pemahaman tentang pembelajaran ini juga aku dapatkan dari orang-orang luar biasa yang aku temui di Padang dan Pasaman Barat yang memanfaatkan semua anugerahnya untuk bisa berkontribusi sebanyak-banyaknya untuk orang lain. Di post lain akan aku ceritakan tentang perjalananku ke Sumatera Barat tersebut. Satu hal yang aku pelajari dari mereka adalah bagaimana untuk tidak menyerah dan menjadikan harta sebagai alasan untuk bisa memberi pada orang lain. Hal salah yang selama ini selalu mengkhawatirkanku. Pelajaran lainnya adalah rejeki itu aneh, semakin banyak diberikan justru akan semakin bertambah. Aku begitu terpesona dengan apa yang dilakukan Pak Jhoni dan segala pencapaiannya karena menganut prinsip tersebut. Beliau benar-benar sosok yang luar biasa dan menginspirasi dengan aktifitasnya di pembangunan PLTMH. Beliau benar-benar membukakan mataku bahwa harta itu hanya sekedar alat untuk mencapai tujuan, tidak penting alatnya tersedia atau tidak, selama tujuan dan caranya benar, maka alat itu suatu saat pasti tersedia, yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa kita sudah memberikan yang terbaik dari apa yang kita bisa.

Apa yang aku pelajari dari kejadian ini adalah :

  • Harta hanyalah titipan, jika diambil kembali, maka ikhlaskan dan cari lagi.
  • Rejeki akan semakin bertambah disaat kita semakin banyak memberi.
  • Uang sekedar alat, yang lebih penting adalah tujuan dari penggunaan alat itu.
  • Dan yang terpenting lagi adalah berikan yang terbaik, maka keniscayaan rejeki menghampiri akan pasti terjadi.

Semoga tulisan ini akan terus mengingatkanku tentang pemahamanku tentang chapter rejeki ini.

Billionaire in training

cover buku billionaire in training – thanks to blibli.com

Gambar diatas termasuk judul posting ini adalah judul buku Brad Sugars, pendiri franchise actioncoach – franchise coaching bisnis nomor satu di dunia. Pengalaman menarik tentang ini adalah jarang orang tahu coaching bisnis itu ngapain, kenapa perusahaan perlu itu? Dan perjalanan hidup menrmpatkanku sebagai asisten coach dan coachee, dua posisi yg sepertinya saling bertolak belakang, tetapi akhirnya membuat pemahamanku insyaallah utuh.

Di sekitar bulan Juli 2013  alhamdulillah aku diundang untuk preview seminar dia dgn inti dari bukunya yg Billionaire in Training, preview yg menarik dan ada beberapa catatan yg layak dibagi. Yang pertama adalah untuk menjadi kaya, saat ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Untuk menjadi kaya bagi sebagian mungkin dianggap sebagai bagian dari konstelasi komplek yg bernama takdir, bagi dia kaya adalah tentang ide yang ditunjang dengan keyakinan yg benar dan seperangkat rencana menjadi kaya yg sudah teruji. Karena itu menjadi kaya itu bukan kebetulan, tetapi sudah direncanakan sadar ataupun tidak. Pak Jamil Azzaini dalam salah satu twitnya menyebutkan bahwa saat sesorang terlahir dari keluarga miskin, maka itu bukan salah dia, tapi jika ia meninggal dalam keadaan miskin maka kesalahan bisa dipastikan itu adalah kesalahan dia. Ternyata guru luar dan dalam negeri saat membicarakan menjadi kaya ilmunya sama. Kembali ke Brad, dia memilih untuk menjadi kaya dan mengatur rencana untuk mencapainya sejak usia 18 tahun, dan sekarang dia diusianya yang ke 43 pekerjaannya adalah jalan-jalan keliling dunia dan mengajarkan orang-orang strateginya menjadi orang kaya.

Semuanya diawali dengan impian, impian yang besar akan menghasilkan hasil yang fenomenal. Disini menariknya impian adalah awal mula adanya rencana, tanpa ada impian maka mustahil akan ada rencana. Jadi mustahil ada orang kaya dari usahanya sendiri yg tidak punya impian hebat. Yang kedua adalah memilih kendaraan apa yg tepat untuk menghasilkan kekayaan. Brad paling suka untuk menciptakan kekayaan adalah melalui bisnis, karena bisnis adalah satu-satunya asset yg akan menghasilkan pasif income yg bisa diset sendiri tingkat pertumbuhannya, mudah dijual dan tidak membutuhkan kehadiran aktif kita sebagai pemiliknya saat sistem sudah terbentuk. Mudah dikatakan karena dia adalah perumus konsep chasis bisnis yang diajarkan melalui jaringan waralaba ActionCoach Business Coaching-nya. Mungkin tulisan tentang chasis bisnis akan aku bahas di tulisan lain.

Satu fakta menarik dari pengamatan dia tentang Indonesia adalah negara ini sedang dalam masa booming ekonomi.. dengan pertumbuhan ekonomi yang terus stabil di angka 6-7 5 pertahun selama 9 tahun berturut-turut merupakan kondisi yang sangat ideal untuk memulai sebuah bisnis. Brad memprediksi siklus bisnis biasanya akan bertahan selama 7-10 tahun. Layaknya siklus 4 musim, Indonesia saat ini ada di musim semi ekonomi, sebentar lagi akan masuk musim panas, berlanjut musim gugur dan kemudian musim dingin. Nah pertanyaannya kapan kita akan mulai bisnis kita sendiri mumpung masih ada +/- 10 tahun untuk membangun bisnis yang dapat dijadikan andalan saat musim gugur dan musim dingin ekonomi menjelang. Jika tebakan Brad benar, maka orang-orang diusiaku akan mengalami musim dingin ekonomi saat memasuki masa pensiun.

Jadi ayo bangkitkan ekonomi bangsa dengan berwirausaha mandiri, dan membuat bangsa ini berdaya secara ekonomi.

Beginning new chapter part 1

Resmi sudah 4 minggu kami memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan kami. 4minggu yang berat karena kesepian dan kerinduan yang mencekam, penuh penjelasan kepada orang terdekat untuk keputusan ini, dan terlebih bagaimana untuk mengikhlaskan semua yang terjadi sambil belajar memahami pesan yang Allah SWT coba sampaikan lewat kejadian ini. Aku yakin (aku harap dia meyakini hal yg sama) bahwa jika kami berhasil melalui ini maka kami akan menjadi pribadi yang lebih baik.

Banyak hal yg aku pelajari selama 2 tahun perjalananku bersamanya, terlalu banyak hingga tak akan aku tulis kali ini, hubungan ini terlalu spesial untuk diletakkan dalam susunan kata yg dihasilkan dari otak lelah salah jam tidur ini. Yes i’m on my dark side again, salah jam tidur, mengurung diri dan tak kuasa menahan gejolak emosi, dan terparah membuang-buang waktu bahkan tak tahu untuk apa. But i’m sure this is just temporary and i’ll be back on my feet again.everyone will face their darkest hour one or more in their life. I’m on my own naw and i’m sure i will survive. Survivinglike phoenix rises from ashes and to begin new chapter for glory. Bismillahirahmannirrahim.